Keanekaragaman Makhluk Hidup

Penomena keanekaragaman satwa, dari ukuran satwa yang terkecil sampai ukuran satwa yang terbesar atau dari jenis satwa yang sangat primitif sampai jenis satwa yang paling modem, sungguh menakjubkan. Makin banyak kita melihatnya, makin terbuka mata kita akan keanekaragaman tersebut. Makin kita mencoba memahaminya, makin terasa kebesaran Tuhan akan makhluk ciptaan-Nya. 

Ilmu mencoba menemukan dan menjelaskan keteraturan, dengan mencari kesamaan yang ada di antara sejumlah makhluk hidup. Kita mencoba menyederhanakan pengetahuan tentang keanekaragaman makhluk agar mudah dipahami. Akan tetapi, dalam keanekaragaman tersebut tetap kita melihat adanya keragaman. 

Apa yang menyebabkan keanekaragaman tersebut? Bagaimana makhluk hidup bersel tunggal dapat berkembang menjadi makhluk yang begitu berbeda satu sama lainnya? Anda akan mendapatkan jawabnya pada modul ini. Sebelum pembahasan kita lanjutkan, kita harus mengetahui dahulu, apa itu keanekaragaman makhluk hidup? 

Keanekaragaman makhluk hidup merupakan ungkapan pemyataan terdapatnya berbagai macam keragaman bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat yang ter!ihat pada berbagai tingkatan makhluk, yaitu tingkatan ekosistem, tingkatan jenis, dan tingkatan genetik. 

KEANEKARAGAMAN EKOSISTEM

Anda masih ingat yang dimaksud dengan ekosistem? Ya, ekosistem merupakan suatu satuan lingkungan, yang terdiri dari unsur-unsur biotik, yaitu jenis-jenis makhluk hidup, serta unsur abiotik, yaitu faktor-faktor fisik (iklim, air, tanah) dan kimia (keasaman, salinitas) yang saling berinteraksi satu sama lainnya. Gatra yang dapat kita gunakan sebagai ciri keseluruhan ekosistem adalah energitika (taraf trofi atau makanan, yaitu produsen, konsumen, dan redusen), pendauran hara (peran pelaksana taraf trofi) dan produktivitas (hasil keseluruhan sistem).

Jika kita lihat dari komponen biotanya, jenis yang dapat hidup dalam ekosistem, ditentukan oleh hubungannya dengan jenis lain yang tinggal dalam ekosistem tersebut. Selain itu, keberadaannya ditentukan pula oleh lingkungan fisik dan kimia di sekitamya. Dengan demikian, interaksi antarorganisme ditentukan oleh keseluruhan jenis, faktor-faktor fisik dan kimia yang menyusun ekosistem itu. 

Karena ekosistem terdiri atas perpaduan berbagai jenis, dengan berbagai macam kombinasi lingkungan fisik dan kimia yang beraneka ragam maka jika susunan komponen jenis dan susunan faktor fisik serta kimianya berbeda, ekosistem yang dihasilkannya pun akan berbeda pula. Perbedaan ini juga akan terlihat pada gatra pencirian ekosistem, yaitu perbedaan energitika, pendauran hara, dan roduktivitasnya. Dari kenyataan ini, memberikan kejelasan kepada kita adanya keanekaragaman ekosistem karena tidak mungkin semua ekosistem yang ada itu tersusun dari organisme-organisme yang sama dengan unsur-unsur lingkungan fisik dan kimia yang sama pula. Dengan demikian, suatu tipe ekosistem tertentu akan terdiri dari kombinasi organisme dan unsur lingkungan yang khas, yang berbeda dengan susunan kombinasi ekosistem yang lain.

Dua Ekosistem yang Berbeda akan Memiliki Kombinasi Komponen Biotik dan Abiotik yang Berbeda pula. 
Negara kita ini, dibentuk oleh sekitar 17.000 pulau besar dan kecil yang mengalami proses pembentukan yang berbeda-beda dengan sejarah geologi yang berbeda pula. Bentangan yang luas, dengan susunan daratan dan lautan yang tidak seragam, menyebabkan timbulnya keanekaragaman serta kisaran keadaan iklim yang berbeda-beda. Dengan demikian, dapat dimengerti jika perpaduan antara tanah dan iklim yang beraneka ragam, letak geografi yang membentang luas, serta jenis-jenis makhluk hidup yang sangat beragam, akan menyebabkan ekosistem yang terbentuk juga beraneka ragam. 

KEANEKARAGAMAN JENIS

Dalam pembahasan keanekaragaman ekosistem, kita telah menyinggung tentang jenis. Apa sebenamya yang dimaksud dengan jenis itu? Jenis (spesies) merupakan suatu satuan organisme yang dapat dikenal dari bentuk atau penampilannya dan terdiri atas pengelompokan populasi atau gabungan individu yang mampu kawin sesamanya secara bebas (tetapi tidak dapat melakukannya dengan jenis lain), untuk menghasilkan keturunan yang menyerupai tetuanya. Untuk kelompok individu yang tidak berbiak secara kawin, misalnya pada kebanyakan jenis mikrobiota batasan jenis ditentukan oleh kemampuannya dalam menduduki relung yang sama. 

Jenis itu terbentuk oleh kesesuaian kandungan genetik yang mengatur sifat-sifat kebakaan dengan lingkungan tempat hidupnya. Lingkungan tempat hidup jenis itu beraneka ragam, jenis yang dihasilkannya pasti akan beranekaragam pula. Proses terjadinya jenis, pada umumnya berlangsung secara perlahan-lahan dan dapat memakan waktu ribuan tahun, melalui perubahan penyesuaian atau evolusi jenis lain yang sudah ada sebelumnya. Selanjutnya, jenis yang terjadi ini juga mempunyai peluang untuk menghasilkan jenis-jenis yang lain. Selama bermiliar-miliar tahun melalui proses evolusi, telah terbentuk jutaan jenis yang berbeda-beda. Cara proses ini berlangsung mengakibatkan adanya keterkaitan antara jenis yang satu dengan jenis yang lainnya. Keterkaitan inilah disebut kekerabatan.

Faktor kebakaan (susunan genetik) suatu jenis, diturunkan dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Oleh karena itu, anggota jenis yang sama akan memiliki kerangka dasar komponen genetik (kromosom) yang sama. Sebaliknya, kerangka dasar komponen genetik (kromosom) jenis yang berbeda akan berbeda pula. Perbedaan ini terjadi dalam rangka penyesuaian suatu jenis terhadap lingkungan tempat hidupnya. Jika lingkungan ini berubah, pasti akan terjadi proses penyesuaian baru oleh jenis yang bersangkutan. Dalam skala waktu yang sangat panjang, besar kemungkinan,
jenis yang mengalami penyesuaian ini akan berevolusi dan membentuk jenis-jenis baru (dengan demikian menambah keanekaragaman jenis) atau punah karena tidak dapat menyesuaikan diri karena secara alami lingkungan terus­menerus mengalami perubahan maka • proses penyesuaian atau akan terus­menerus terjadi. 

Kini di dunia terdapat sekitar 325.000 jenis tumbuhan, 1.6.000.000 jenis hewan dan 160.000 jenis jasad renik. Mastng-masing jenis ini merupakan keseutuhan yang terpisah dan memiliki karakter serta kekhasan sendiri­sendiri, baik sifat-sifat dalam maupun sifat-sifat luamya (seperti daya berbiak, ketahanan terhadap penyakit, daya saing, kemampuan berpencar, ukuran tubuh, dan unsur individu).

Kekayaan Jenis M,akhluk Hidup di Indonesia

Ada orang yang mempertanyakan, benarkah Indonesia itu kaya akan sumber daya alam hayati lengkap dengan keanekaragamannya yang tinggi? Jika memang kaya, di mana letak kesalahan cara kita memanfaatkannya sampai kita belum tergolong bangsa yang maju dan kaya raya? Keraguan akan kekayaan alam kita ini timbul karena banyak negara di belahan bumi utara yang keanekaragaman sumber daya hayatinya lebih kecil ternyata dapat maju dan berkembang lebih cepat dari negara kita. Begitu pula kekayaan dan pendapatan per kapita penduduknya, jauh lebih besar dibandingkan dengan bangsa kita. Anomali ini dapat terjadi karena dalam mengelola sumber daya alam hayati yang relatif miskin itu, bangsa-bangsa belahan bumi utara menggunakan teknologi tinggi yang dikuasainya. Mereka kalah dalam sumber daya hayati, tetapi unggul dalam sumber daya manusianya. 

Keanekaragaman Mikrobiota Indonesia

Berapa sebenarnya jumlah jenis mikrobiota (jasad renik) Indonesia? Kita tidak dapat mengatakan dengan pasti karena penelitian pencacahannya belum pernah dilakukan secara menyeluruh. Akan tetapi berdasarkan data yang terpencar-pencar dan berpegang pada pola yang diperlihatkan kelompok makhluk lain yang sudah tersusun jumlah jenisnya maka dapat diduga mikrobiota yang berasosiasi bersama makhluk lainnya dalam ekosistem di sekitar kita melebihi 10% dari mikrobiota yang diperkirakan ada di dunia. 

Berpegang pada hipotesis tersebut maka dunia monera (mikroba yang tidak memiliki inti sel sejati atau prokariota, seperti bakteri dan ganggang biru) di Indonesia diperhitungkan diwakili oleh sekitar 300 jenis. Contoh kelompok ini di antaranya jenis bakteri pembusuk (misalnya jenis yang menyebabkan terjadinya fermentasi terasi ataupun yang membasikan makanan), bakteri Rhizobium yang mampu menambat nitrogen bebas, bakteri Pseudomonas cocovenans yang menyebabkan keracunan mematikan 'bila mengontaminasi tempe bongkrek, bakteri Escherichia coli yang mencemari air, dan ganggang Anabaena azollae dimanipulasi untuk dimanfaatkan sebagai pupuk hijau karena kemampuannya memfiksasi nitrogen bebas bila bersimbiosis dengan tumbuhan paku air (Azolla pinata). 

Dugaan konservatif jumlah jenis fungi (jamur) yang ada di kawasan kita, sekitar 12.000 jenis. Dalam jumlah ini, termasuk lumut kerak (Lichenes), jamur lendir (Mycomycota), jamur air (Oomycota). Di negara kita sering dapat disaksikan pelbagai fenomena jamur tropik yang tidak ada duanya di dunia. Misalnya, terjadinya sapu setan pada bambu yang disebarkan oleh serangan jamur Epichloe bambusae, padahal di kawasan bumi lain, sapu setan disebabkan oleh gangguan mikroplasma. Jamur jelaga ditemukan dalam frekuensi yang tinggi pada pelbagai daun-daunan, suatu bentuk simbiosis khusus antara jamur dan serangga juga menyerang tumbuhan tropik yang menjadi inangnya. Panu dan kadas serta penyimpul rambut adalah penyakit manusia tropik yang disebabkan oleh jamur. Embun hitam serta jamur parasit daun lainnya terdapat dalam jurnlah ribuan karena besarnya jumlah jenis tumbuhan yang dapat menjadi inangnya. Kekayaan Indonesia akan jenis cendawan (seperti kerabat jamur merang, jamur busut dan jamur jantung) juga sangat luar biasa.

Mikrobiota yang tergolong dunia tumbuhan (Plantae) diwakili oleh kelompok ganggang (Algae) dan lumut (Bryophyta). Menurut dugaan jumlah jenis ganggang meliputi ganggang hijau/Chlorophyta, ganggang kemasan/Chrysophyta, ganggang pirang-coklat/Phaeophyta, dan ganggang merah/Rhodophyta, yang ditemukan di negara kita ada 1.800 jenis. 
Adapun keanekaragaman jenis-jenis lumut (Bryophyta) juga tergolong sangat tinggi karena negara kita memiliki tipe habitat yang sangat cocok sebagai tingkat berevolusinya kelompok tumbuhan ini. Ada ahli yang menyatakan bahwa lembah di antara punggung gunung Gede dan Pangrango di Jawa Barat merupakan satu surga bagi peminat lumut, di samping gudang jenis lumut yang terdapat di Snowdonia (Inggris Raya) dan lembah Amazon di Brazilia. Diduga di negara kita terdapat lebih dari 1.500 jenis lumut daun (Musci) lumut hati (Hepaticae) dan lumut tanduk (Anthocerotae).

Keanekaragaman Tumbuhan Berpembuluh Indonesia

Flora negara kita juga sangat kaya, diperkirakan 1.250 jenis paku-pakuan dan 25.000 tumbuhan berbunga, hidup di tanah persada ini. Suku terbesar adalah anggrek-anggrekan yang diperkirakan mempunyai 5000 jenis. Kekayaan flora kita yang besar ini antara lain merupakan akibat dari struktur vegetasi yang kompleks. Pohon-pohon tinggi sebagai kerangka, menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi berbagai jenis tumbuhan lain dari lumut sampai pohon kecil untuk tumbuh berlindung di bawahnya.

Posisi negara kita selaku gudang sumber daya jenis yang penting, terbukti dari kesepakatan para pakar yang mengakui kawasan kita sebagai salah satu bagian pusat keanekaragaman dunia. Keanekaragaman ini memang dapat disimpulkan dari besamya jumlah jenis makhluk yang kita miliki, misalnya tumbuhan meranti-merantian (Dipterocarpaceae), sekitar 70% dari jenis yang ada di dunia terdapat di negara kita sehingga tidak heran kalau badan intemasional seperti IBPGR (International Board for Plant Genetic Resources) berulang kali mensponsori ekspedisi Intemasional untuk mengeksplorasi dan mengumpulkan plasma nutfah kerabat liar tanaman budidaya Indonesia. 

Kekayaan jenis kawasan Indonesia dalam skala lokal dapat diartikan sebagai jumlah jenis yang besar terdapat dalam luasan kecil. Bukti ini dapat dilihat dari pencacahan pohon yang dilakukan di Wanariset (Kalimantan Timur), dalam 1,5 ha ternyata dapat ditemukan 239 jenis turnbuhan berkayu, ini merupakan bukti bahwa hutan Indonesia merupakan hutan terkaya di dunia (Sastrapraja, et. al., 1989). 

Jika berbicara masalah tanaman budidaya, kita memiliki banyak sekali jenis tanaman budidaya, seperti coklat, cengkeh, karet, durian, rambutan, mangga, kesemek, duku, pisitan, vanili, asam, apel, jeruk, salak, pisang, jambu, buncis, kol, padi, sawi, jagung, kacang tanah, kacang kedelai, kacang bogor, kacang panjang, bayam, dan kangkung. 

Untuk bambu-bambuan, kita memiliki tidak kurang dari 125 jenis bambu, seperti bambu tali, bambu pringgondani, bambu betung, bambu surat, bambu gombong, bambu haur, dan bambu tammng. 

Untuk tumbuhan kayu-kayuan yang memiliki nilai ekonomi tinggi, kita merniliki tidak kurang dari 1000 jenis kayu, seperti kayu meranti, kamper, mahoni, albasia, pinus, salam, jati, ulin, johar, dan subsi.

Keanekaragaman Hewan Indonesia

Kekayaan fauna negara kita, tercermin dari berbagai segi. Dari jumlahnya saja, diperkirakan 300.000 jenis atau sekitar 15% fauna dunia terdapat di negara kita yang hanya memiliki kawasan 2% saja dari luas dunia. Hampir semua kelompok utama dunia hewan dapat ditemukan di negeri ini. Besarnya keanekaragaman fauna ini dimungkinkan karena posisi tanah air kita yang terletak di persimpangan utara selatan dan menjadi jembatan antara dua region fauna utama dunia. 

Dengan posisi yang menguntungkan itu, baik dari segi kuantitas maupun kualitas menunjukkan tingkat yang tinggi. Dari segi kualitas dapat ditunjukkan, fauna yang terdapat di negeri ini mencakup baik kelompok modern, seperti burung dan mamalia masa kini, misalnya gagak dan orang utan maupun kelompok-kelompok primitif seperti binatang berkantung, misalnya kuskus dan mamalia bertelur, misalnya nokdiak serta primata primitif, seperti kukang. Selain itu banyak kelompok yang hanya terdapat endemik di negara kita saja, misalnya burung cendrawasih, anoa, dan babi rusa. Ada juga kelompok lain yang merupakan populasi tersisa, seperti biawak, komodo, dan badak Jawa, serta jenis yang merupakan pendamping jenis sekerabat yang terdapat di bagian dunia lain, misalnya tapir dan buaya yang jenis kerabatnya terdapat di Amerika bagian Selatan. 

Dari segi praktis tentu banyak pula kekayaan keanekaragaman fauna Indonesia yang mencakup tidak kurang dari 300.000 jenis. Dari segi ini yang patut dikemukakan adalah nilai manfaat dari keanekaragaman hewan yang terdapat di kawasan ini. Dengan tingginya aneka ragam jenis yang terdapat di sini, tentunya peran yang dilakukan oleh jenis-jenis itu jika dikaitkan dengan kehidupan manusia juga tinggi. Ini semua tentunya terkait lebih jauh dengan sifat, perilaku, dan habitat masing­masing jenis. Makin tinggi keanekaragamannya, makin tinggi pula keanekaragaman perilaku dan habitatnya. Kenyataan ini mengakibatkan membesarnya peluang-peluang bagi manusia untuk memanfaatkannya. Hewan Indonesia telah banyak yang digunakan sebagai sumber bahan mentah untuk memenuhi berbagai kebutuhan dasar manusia, yaitu sandang, pangan, obat-obatan, bahkan papan. 

Keanekaragaman hewan Indonesia juga terlihat dari persebaran geografi dan ekologinya. Di sebelah barat garis Wallace, fauna Indonesia mendapat pengaruh dari fauna Asia. Untuk hewan bertulang belakang, banyak jenis besar yang terdapat di Asia daratan juga terdapat di negeri kita ini, misalnya harimau, gajah, dan badak. Di dunia terdapat lima jenis badak yang kini masih tertinggal, dua di antaranya terdapat di Indonesia. Gajah yang masih hidup ada dua jenis, satu di antaranya hidup di Indonesia. Sapi liar yang diperkirakan terdiri atas 4 jenis di Asia Tenggara, satu jenis terdapat di Indonesia. Kerbau dan harimau yang berasal dari India, terdapat pula di Indonesia. Di Kalimantan Timur terdapat mamalia air tawar (pesut mahakam) merupakan jenis yang tidak umum terdapat di Asia Tenggara. 

Kelompok primata juga memiliki keanekaragaman yang tinggi. Di samping itu, kelompok ini menunjukkan pula pola sebaran yang mencirikan kekhasan daerah yang dihuninya. Orang utan, misalnya hanya terdapat di Sumatera dan Kalimantan serta fosilnya ditemukan pula di Jawa. Bekantan hanya terdapat di Kalimantan, Siamang hanya di Sumatera. 
Burung, reptil, amfibi, dan ikan, juga menunjukkan tingginya keanekaragaman dan kekhasan daerah atau pulau yang dihuninya. Di dunia terdapat 8.900 jenis burung, 1.300 jenis di antaranya terdapat di Indonesia. Untuk memberi contoh kekhasan daerah, 50 jenis burung cenderawasih tidak terdapat di bagian dunia lain di luar Irian Jaya. Untuk burung-burung paruh bengkok, seperti kakaktua dan nuri, kita patut membanggakan diri karena tingginya keanekaragaman jenis. Salah satu jenis kakaktua termahal di dunia (kakaktua raj a), berasal dari Indonesia. 

Negara kita juga memiliki jenis reptil yang unik dan menarik. Biawak komodo, jenis biawak terbesar dan tertua yang masih hidup terdapat di pulau Komodo dan sekitamya. Dua jenis ular sanca (Python reticulatus dan P. Kurtis) sebagai pendamping Anaconda yang terdapat di Amerika Selatan merupakan ular terpanjang di dunia. Ular beracun tinggi juga banyak terdapat di Indonesia, di antaranya kobra, ular weling, dan ular laut Enhydrina. Patut diungkapkan untuk disadari, adanya kelompok cicak rumah yang terbesar ukurannya, yaitu tokek, yang tidak terlalu umum ditemukan di bagian dunia lain. Mengenai amfibi, kekayaan yang ada ditunjukkan oleh katak yang terkonsentrasi di Kalimantan yang dihuni oleh lebih dari 70 jenis. Katak batu (Rana macrodon) merupakan jenis terbesar dalam kelompoknya, jenis yang terutama terdapat di Sumatera Selatan ini dapat mencapai bobot 1.500 gram. 

Ikan Indonesia sudah dikenal di dunia. Tongkol, tenggiri, bandeng, bawal, kakap, baronang, dan banyak lagi jenis ikan laut yang sudah lama menjadi komoditi ekspor dan banyak dicari oleh pengusaha ikan. Di daratan pun ikan menunjukkan potensi kekayaan. Dari kelompok ikan air tawar dapat diungkap di wilayah Indonesia Barat terdapat lebih dari 500 jenis dan banyak di antaranya tergolong buas (lele-lelean). Sementara di wilayah Indonesia Timur tercatat sekitar 100 jenis ikan air tawar. 

Secara pasti kelompok Invertebrata belum terungkap seluruhnya. Kelompok ini pun tidak diragukan lagi membentuk kelompok yang sangat beraneka ragam pula. Di antara Invertebrata ini, keong dan siput menunjukkan keanekaragaman yang cukup tinggi dengan beberapa keunikan. Kerang mutiara, induk penghasil permata mutiara1 terdapat di lautan kita. Keong kerucut kejayaan Samudra (Conus glorimaris) adalah pernilik lokan yang termahal di dunia karena jarang terdapat, juga menghuni lautan kita. Di daratan atau di perairan tawar, keong-keongan juga memberikan saham yang besar kepada khasanah fauna kita:. Gondang merupakan salah satu keong air tawar yang terbesar, yang dapat mencapai ukuran sebesar bola tenis. Keong ini merupakan sumber protein hewan yang cukup berpotensi. 

Binatang beruas (Arthropoda), juga menunjukkan keanekaragaman yang tinggi dan menarik. Kalajengkirtg besar yang dapat mencapai ukuran panjang 15 cm dan laba-laba yang dapat menangkap burung dimiliki pula oleh negeri tercinta ini. Ketam kenari, dari kelompok udang dan kepiting merupakan kepiting darat raksasa berukuran bentangan kaki, dapat mencapai 60 cm lebih. Kelompok ini yang terdapat di Samudra ditunjukkan oleh kelompok udang, yang kini merupakan primadona ekspor perikanan. Lobster dan kepiting pun merupakan penyusun kekayaan dari kelompok ini. 

Dari dunia serangga kita mengenal, di antaranya ulat sutra, lebah madu dan kutu lak. Masih banyak lagi jenis-jenis serangga lainnya yang melengkapi khasanah keanekaragaman jenis hewan Indonesia, yang menunjukkan adartya pengaruh kawasan besar yang meliputi Indonesia. Kita hanya perlu mengingat, terdapat ratusan jenis kupu-kupu yang indah yang menunjukkan kekuatan Indonesia wilayah timur, ribuan tawon-tawon kecil yang menyerbuki bunga dan memarasit tumbuhannya, serta puluhan ribu jenis lalat yang beraneka ragam perilakunya, yang menyebar mengikuti bagian barat, timur dan peralihan. Keanekaragaman semacam itu pasti terdapat pula pada kelompok lain, seperti cacing penggembur tanah, lipan, kaki seribu, dan hewan beruas lainnya. 

Di kawasan hutan bakau, ular laut yang merupakan jenis paling berbisa dapat ditemukan di Indonesia. Selain itu, daerah ini juga merupakan tempat pelbagai kelompok binatang laut mernijah atau meletakkan dan menetaskan telur, rnisalnya nener bandeng dan benur udang. Berbagai jenis kepiting baik yang dapat dimakan maupun tidak, berjenis ikan gelodok dan bermacam-macam siput laut dapat ditemukan di kawasan ini. Di atas vegetasinya yang tumbuh, di sini berbagai macam jenis burung, terutama pemakan ikan dapat dijumpai bertengger, membuat sarang, dan mengasuh anaknya. Masih banyak lagi kelompok lain yang dapat dijumpai di daerah ini. 

Ke arah daratan susunan komunitas faunanya berganti lagi sesuai dengan komunitas ekosistemnya. Tentunya kepulauan yang berjumlah ribuan dengan ratusan gunung di Indonesia, sangat kaya dengan keanekaragaman hewannya. Keadaan fisik yang demikian ini, ditambah lagi dengan kebudayaan bangsa yang beraneka ragam, memperkaya lagi keadaan fauna yang diintroduksi dari luar, terutama yang didomestikasi. Walaupun dari kelompok asli sendiri belum banyak jenis binatang yang telah didomestikasi dan ditemakkan. Bawaan dari luar yang telah beratus bahkan beribu tahun diintroduksi ke negeri ini telah berkembang menjadi bagian fauna lokal. Ayam, itik, merpati, domba, kambing, kerbau, sapi, babi, kuda, anjing, kucing, ikan mas, gurame, dan banyak lagi hewan peliharaan lainnya yang telah berkembang menjadi galur-galur yang sangat beraneka ragam yang telah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang terdapat di sm1 dan telah membentuk keanekaragaman genetiknya sendiri-sendiri.

KEANEKARAGAMAN GENETIK

Ayam merupakan contoh dari satu jenis hewan, yakni jenis ayam. Temyata dalam jenis yang sama ini masih kita temukan banyak keragaman, baik dalam bentuk, penampilan maupun sifat-sifatnya. Anda mengenal yang dinamakan ayam bangkok, ayam pelung, ayam buras, ayam hutan, ayam bekisar, ayam kinantan, ayam katai, ayam lampung, ayam cemara, ayam broiler, ayam cemani, ayam nunukan, dan ayam-ayam yang lainnya. Ini merupakan bukti masih terdapat keanekaragaman di dalam lingkup jenis, keanekaragaman ini dinamakan keanekaragaman genetik atau keanekaragaman plasma nutfah. 

Setiap jenis, umurnnya terdiri atas beberapa populasi yang tersusun dari sekumpulan individu yang banyak sekali jumlahnya. Seperti telah kita pelajari bersama, seluruh individu suatu jenis itu memiliki kerangka dasar komponen genetik yang sama. Akan tetapi, setiap kerangka dasar tadi tersusun oleh ribuan faktor pengatur kebakaan. Faktor inilah yang menentukan apakah suatu bibit jagung itu berbiji putih, kuning, merah, ungu atau lainnya atau apakah seekor ayam itu akan berbulu hitam, cokelat, putih, abu-abu atau totol. Untuk setiap sifat yang nampak tadi atau yang tidak jelas terlihat, akan ada satu faktor pengaturnya yang disebut gen.

Sekalipun individu-individu suatu jenis itu memiliki kerangka dasar komponen genetik yang sama, setiap individu temyata memiliki komponen faktor yang berbeda-beda, bergantung kepada penurunnya. Susunan perangkat faktor genetik ini menentukan sifat yang disandang individu yang bersangkutan. Keanekaragaman genetik suatu jenis ditentukan oleh keanekaragaman susunan faktor genetik yang terkandung dalam jenis yang bersangkutan. 

Jadi, masing-masing individu dalam suatu jenis mempunyai susunan faktor genetik yang tidak sama dengan susunan genetik individu yang lain meskipun dalam jenis yang sama. Selain ditentukan oleh faktor genetiknya, sifat yang terlihat dari luar pada masing-masing individu, ditentukan pula oleh keadaan lingkungan atau perpaduan keduanya. Dua individu yang mempunyai susunan genetik yang sama akan menunjukkan sifat luar yang sangat berbeda. Jika masing-masing lingkungan hidupnya sangat berbeda . Sebaliknya, dua individu yang memiliki susunan genetik yang berbeda boleh jadi akan menunjukkan beberapa sifat luar yang mirip bila keduanya hidup dalam lingkungan yang sama. 

Walaupun masing-masing individu itu memiliki susunan genetik yang berbeda, di dalam tingkat jenisnya akan terdapat pengelompokan yang memungkinkan adanya kisaran kesamaan dalam taraf-taraf tertentu, membentuk lungkang (pool) individu yang mempunyai kesamaan dalam kisaran lingkungan itu. 

Untuk memperoleh gambaran tentang keanekaragaman genetik, kita ambil beberapa contoh hewan dan tumbuhan yang ada di sekitar kita. Contoh ini terlihat pada matoa yang umum terdapat di Irian Jaya, tercatat tidak kurang dari 9 penampilan matoa. Sagu yang terdapat di Ambon, masyarakat mengenal sedikitnya 6 macam pokok sagu. Mangga, kita mengenal ada yang dinamakan mangga gedong, mangga golek, mangga simanalagi, mangga apel, mangga cengkir, mangga indramayu, mangga sengir, mangga bapang, mangga arumanis. Rambutan, kita mengenal rambutan aceh, rambutan lebakbulus, rambutan rapiah, rambutan sima:can, dan rambutan gelong. Padi, kita mengenal padi gogo, padi sedane, padi cempaka, padi rakim, padi ketan, padi pelita, padi ciliwung, padi IR, dan yang lainnya. Kerbau, kita mengenal kerbau sumba, kerbau lumpur, kerbau belang. ltik, kita mengenal itik alabio, itik tegal, itik bali, dan itik kerawang. 

Keanekaragaman plasma nutfah yang terdapat di negara kita ini sungguh luar biasa sehingga tidak heran kalau negara kita ini mendapat julukan "mega biodiversity". Di alam, masih tersimpan dalam jumlah besar plasma nutfah binatang yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan melalui proses penjinakan, seleksi, kemudian pemuliaan. Rusa bawean, rusa timor, babi rusa, belibis, gemak, balam, tambra, siluk, belida, buaya, dan puluhan lainnya lagi adalah jenis-jenis yang menunggu giliran sentuhan penelitian. Apabila jenis-jenis ini sudah dapat ditema,kkan, keanekaragaman genetik di kalangan masing-masing pasti akan berkembang pula. Dengan perkembangan keanekaragaman ini makin kayalah khasanah plasma nutfah hewan Indonesia.

No comments:

Popular Posts